• bandung@ecampus.ut.ac.id

Prestasi Mahasiswa UT Bandung, Membanggakan

Memasuki triwulan pertama tahun 2023, UT Bandung mendapatkan banyak kejutan. Betapa tidak, 4 orang mahasiswanya berhasil memborong 16 medali dalam Olimpiade Nasional Matematika, Ilmu Pengetahuan dan Bahasa, 1 medali dari cabang Olahraga. Kejuaraan dilaksanakan secara daring dengan jumlah peserta puluhan ribu mahasiswa untuk masing-masing cabang lomba.

Mari kita mengenal lebih dekat sosok mahasiswa berprestasi dari UT Bandung ini! Bu Wiwi, demikian nama guru itu biasa disapa.  Mahasiswa S-1 PGSD Kota Bandung yang bernama lengkap Siti Marwiyah  mengajar di SD El Fitra Antapani. Pilihan pendidikannya jatuh kepada UT karena system pembelajarannya terbuka dan jarak jauh, sehingga  waktu bisa diatur dengan baik dalam beraktivitas baik di sekolah maupun di rumah.

“Melalui bahan ajar cetak berupa modul atau bahan ajar digital, kita bisa belajar kapan dan dimana saja,” demikian ibu lima anak ini membuka obrolan. Bermula dari keakrabannya dengan modul UT, dia menjadi terbiasa dalam membaca, bahkan membaca menjadi sebuah kebutuhan. Tidak hanya buku-buku UT, buku-buku lain yang mendukung tugasnya pun dibaca dan dipelajarinya dengan baik.

Perkenalannya dengan lomba-lomba diawali dari seringnya browsing di internet. Saat berselancar di dunia maya itulah, dia melihat ada event lomba yang menantang untuk diikutinya. Diawali pada tahun 2022 mengikuti Kompetisi Sains Tingkat Nasional, Olimpiade Rihand Creative Guru (bidang Pedagogik), pada kejuaraan itu berhasil memperoleh medali perak. Capaian yang luarbiasa untuk seorang peserta pemula. Dan mahasiswa yang murah senyum ini terus intens mengikuti kejuaraan. Tercatat pada tahun 2023 dari januari sampai dengan Maret 2023 telah mengantongi 8 medali.

Di akhir obrolan dia menyampaikan quotes dari tokoh idolanya, Buya Hamka : “Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah melangkah, Jangan takut salah, karena dari kesalahan yang pertama kita mendapatkan pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.”

Muda, enerjik dan humble itulah kesan pertama saat bertemu dengan Riskiyanto. Mahasiswa semester 5 program studi Ilmu Hukum asal Pangandaran. Mahasiswa yang pernah mendapat amanah sebagai Duta Pariwisata Nusantara pada tahun 2022 itu memang punya banyak seabreg kegiatan dalam mempromosikan tempat-tempat wisata di seluruh Indonesia.

Saat ditanya apa tips dan trik sehingga mampu memenangkan 6 lomba Olimpiade Sains dalam waktu dua bulan, dari bulan Februari sampai dengan Maret 2023 mahasiswa yang bercita-cita menjadi Pengacara ini langsung memaparkan dengan gamblang.

Tips pertama, pilih bidang lomba yang sesuai atau yang diminati. Kumpulkan dan pahami sumber bacaan berupa teori yang mendukung, selanjutnya kerjakan soal-soal sebagai latihan dan alat ukur pemahaman. Bila nilainya belum memuaskan, pelajari lagi sumber belajar dan kerjakan lagi soal-soal latihan sampai hasilnya excellent.

Selanjutnya, konsultasi kepada teman-teman yang pernah mengikuti lomba sebagai gambaran dan strategi apa yang harus disiapkan. Yang tidak kalah penting adalah saat mengerjakan ujian kita dalam keadaan fit sehingga bisa fokus, tenang dan percaya diri. Kerjakan soal-soal yang dianggap mudah terlebih dahulu, karena ujian berbatas waktu.

Mahasiswa yang mempunyai hooby bermain bulutangkis ini memberikan pesan yang bernada spirit : “Turutilah ilmu padi, yang semakin berisi semakin menunduk. Kemenangan merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dapat dipertanggungjawabkan.” Satu lagi dia menegaskan ”Jangan takut dengan kekalahan karena bukan akhir dari segalanya.”

Mahasiswa ketiga yang akan kita gali pengalamannya adalah Ade Ihsan, pemenang Olimpiade bidang Informatika dan Matematika. Alumni SMK Komputer ini sejak sekolah di tingkat dasar lebih menyenangi matapelajaran eksakta. Pegawai BLUD di UPTD RS Jiwa Provinsi Jabar ini sangat mencintai pekerjaan karena sesuai dengan passionnya.

Ketika ditanya tentang bagimana bisa menjadi pemenang Olimpiade, mahasiswa yang mengidolakan B.J. Habibie ini hanya menyampaikan kesan-kesan :”Menjadi salah satu peserta Olimpiade Nasional Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa adalah kebanggaan tersendiri, terlebih bisa membanggakan Prodi dan Almamater. Ini menjadikan tantangan untuk saya, menambah ilmu dan pengalaman. Jangan pernah lelah untuk mengasah diri karena kemampuan orang itu tanpa batas”.

 

 

Mahasiswa berprestasi berikutnya adalah Dina Agustin, seorang guru PAUD dari Indramayu. Dara manis yang terlihat atletis ini adalah juara pencak silat. Dua tahun sebelumnya pernah menjuarai pencak silat tingkat Internasional. Mahasiswa yang sangat ditakuti lawan-lawannya ini seorang pejuang yang luar biasa gigih. Disela-sela kesibukannya mengajar, ada jadwal latihan harian dan mingguan yang harus diikutinya. Tidak ada waktu untuk berleha-leha, semua sudah terjadwal selama 24 jam. Bila dia merasa lelah atau jenuh, segera dia tepis dan menyakinkan kepada diri :” Keberhasilan harus ditebus dengan disiplin dan kesungguhan.” Mengalirnya do’a dan dukungan dari rekan sejawat, murid-murid dan pimpinannya membuat Dina memantapkan niatnya untuk tetap fokus pada bidang ini.

Semoga pengalaman teman-teman ini bermanfaat, galilah potensi terbaikmu pada bidang yang diminati!

*Ditulis Oleh : PJ Kemahasiswaan UT-Bandung 

Profil